Titik Jumpa

December 29, 2022




Betul katamu, setiap tempat pasti punya ceritanya sendiri. Kisah yang sengaja atau tidak, disematkan begitu saja. Terkadang sukacita, tapi seringkali lebih dominan yang sentimentil, juga menggurat sedih di ujung mata.


Menunggu dia selesai, itu inti bahasannya. Entah perkara apa, pasti dia yang terakhir berkemas atau beranjak. Tabiatnya yang sangat berhati-hati, detail, serta tidak ingin ada yang terlewat, menjadi argumen kuat untuknya guna menebar kata-kata.


“Sudahlah, jangan buru-buru… Hiduplah dengan perlahan…”


Nasihat macam apa itu? Di saat segala hal rasanya ingin berlari kencang dan saling membalap, dia justru berbeda dengan unik gayanya sendiri. Kamu, sampai saat ini, masih tidak tahu ajaran mana yang merasuki pikirannya. Atau juga buku dan jurnal apa yang telah dia baca saat hendak terlelap di tengah malam, hingga merupa pemahaman baru baginya.


Yang jelas, dia ya begitu, tetap dengan prinsipnya itu.


Kalau kamu perhatikan respon dia terhadap sesuatu, yang santai dan tak ambil pusing, mungkin kamu baru akan sadar. Tak sepenuhnya salah mengikuti pesan darinya. Sama tak seutuhnya benar ketika setiap saat, katamu, segala harus selalu tergesa-gesa. Terkadang, kompromi jauh lebih bijaksana ketimbang memilih.


Namun, untuk urusan jadwal keberangkatan, kamu pasti mengambil alih kemudi. Selalu kamu yang berpesan, “Ayo, lekas, tinggal berapa lama lagi keretamu berangkat?” Dia yang tak pernah suka dipinta untuk bergegas, pasti akan menggerutu, “Iya, masih lama kok,” sambil menyiapkan kopor yang akan dibawa.


Kamu mengantarnya sampai terlihat dia menaiki kereta. Di King’s Cross St. Pancras Station, dia mengirim pesan lewat ponselnya, “Aku sudah duduk, sampai berjumpa di akhir bulan nanti.” Kamu belum menjawab, masih menanti keretanya berangkat. Kereta yang pelan di awal, tapi kencang setelahnya. Kereta yang tak grusa-grusu, namun selalu tepat waktu tibanya.


Entah sudah berapa lama, tempat ini telah mewujud bukan titik jumpa biasa. Benar katamu, setiap tempat pasti punya ceritanya sendiri. Di lajur ini, ada cemas ketika akan berpisah, ada senang saat akan bertegur sapa. Heathrow, Gatwick, Luton, Victoria Coach atau Euston, mungkin saja serupa. Namun, kisah di baliknya yang kadang mengukir aksen berbeda.


Next, aku yang ke sana,” balasmu.

(IPM)

 

London, Sketsastra 2022

#Ilustrasi diunduh dari sini

Followers