Kamu, Jangan Pergi...

February 27, 2014




Kalau kau bosan perihal topik tulisanku, boleh saja kau tak lagi membacanya. Namun, jangan paksa aku untuk melupa. Maaf, aku tak bisa.

Berusaha melupakan ialah sesuatu tak mungkin, sebab di saat yang sama, secara tak sadar, justru kau akan mengingat bagian itu kembali. Lebih dalam. Lebih luas. Dan, ketika matamu terbuka dari pejam, lengkap sudah segala memori akan berpulang lagi, memenuhi hari.

Atau, jikalau cara itu tak ampuh. Kau merengek padaku untuk mengabaikan keberadaanmu. Sederhananya, berpura tak tahu kau ada. Bahkan, sejengkal depa di depanku kau berdiri, aku tak boleh memandangi. Aku menyanggupi sehari-dua hari saja, tetapi menginjak ganjil hari berikutnya, aku tak kuasa. Pertahananku lantak tak tersisa.

Jadi, masihkah kau memintaku melakukan itu? Melupakanmu?

Read More

Banyak Cara untuk Jatuh Cinta

February 24, 2014





Ada banyak sekali cara untuk jatuh cinta...

Sekali waktu, sempat aku tergila-gila pada seseorang yang hampir tak pernah kutatap matanya lekat-lekat. Sepasang mustika itu senantiasa menunduk. Tak ingin menantang. Tak mau sembarang memandang. Akan tetapi, justru ketidakpastiannya itu yang seakan menarik ulur rasaku ingin tahu. Maka, anganku melayang, menerka-nerka tentang seindah apa sosok itu sebenarnya.

Kali yang lain, aku pernah tertarik hanya karena dia mengerlingkan mata. Kedipnya itu, mengundang sesiapa untuk singgah. Lantas, aku pun terpesona. Langkahku mendekat, inginku lekas mendekap. Namun, dia berkata, tunggu dulu. Bahasaku mengikuti perintahnya, diam, sembari menanti dia mempersilakan.

Di akhir malam awal bulan lalu, pikiranku tak bisa sejenak saja untuk diam. Dia berlari dari satu titik ke lain titik. Apabila lelah, dia mengambil napas barang sebentar. Lalu, beranjak mengejar bayangnya lagi. Batinku mulai meronta, mengapa sebab aku seperti ini? Momen demi momen kandas, tapi jawaban masih pudar belum diretas. Hingga dengan kerendahan diri, Sang Waktu mengungkap sebuah alibi, oh, barangkali aku tengah jatuh hati?

“Coba kau jawab, seberapa banyak caraku untuk membuatmu jatuh cinta?” ujarmu, ketika tepat sebulan usia hubungan kita.

Oh, maaf, aku tak kuasa. Kamu, punya banyak sekali cara untuk membuatku jatuh cinta...

Read More

Mika, Ibu Kepala Sekolah

February 20, 2014





Aku tengah membicarakan Mika, teman semasa putih abu-abu yang kini telah tumbuh dewasa. Darah seni mengalir indah dalam raganya, mewujud kreativitas yang tiada batas. Apabila berujar tentang Mika, tentu tak jauh-jauh dari buah stroberi, secangkir kopi, serta anak-anak.

Entahlah, kurasa setahun terlampau cukup untuk mengubah wajah seseorang. Dari tegas dan tegap, menjadi keibuan. Dari yang lurus, menjadi nyaman dan luwes diajak berdiskusi. Oh, semua bisa saja terjadi. Bahkan, dari Mika, aku belajar banyak hal. Salah satunya ialah menemukan apa yang disebut passion.

Mika kutahu sangat menyukai stroberi. Tentu dia jatuh cinta pula dengan buah asam berbintik hitam itu. Segala hal dibalut rapi, dari sampul buku, pernik meja belajar, hingga motif gorden kamarnya. Itulah yang dikerjakan Mika ketika menyukai sesuatu. Selalu mendekatkan diri dengan hal beraliran sama.

Read More

Potret Percakapan Kita

February 17, 2014





Tentu kau pernah saling bercanda dengan kekasihmu.
Dalam rinai tawanya, kau seakan benar-benar melihat lesung pipinya mengembang.
Ingin kau miliki dia sepenuhnya. Ingin kau temani dia sepanjang usia.
Bahkan, kau, tak mau terpisah sejengkal waktu saja dengannya.

Saat tertidur, barangkali percakapan bersama dia tadi, yang akan mewujud derai mimpi manis semalaman.
Oh, kalau kita terus seperti ini, siapa pula yang tiada menaruh iri hati?

Read More

Saat itu...

February 09, 2014





Saat itu...
Kuingat kau memakai celana kain panjang berwarna maroon. Atasanmu cukup kaos putih bergaris hitam, berlengan hingga jemari, terjulur menutupi sendi-sendi. Tudung penutup mahkotamu kurasa memantulkan violet, atau juga putih, sebab silau sekali pagi itu untuk memaknai.

Saat itu...
Kuterka kakimu tengah basah bercampur gigil. Sebagian telapakmu tertutupi pasir hitam pantai yang mengalir. Ombak menggerakkan. Ke sana. Ke mari. Membawa harap, sedih, duka, dan cita. Menggulungnya merupa satu, mewujud indah.

Saat itu...
Kutatap ronamu lekat-lekat. Senyum itu, kerling itu, masih saja membekas dalam angan. Semakin dalam, semakin sukar padam. Dalam hati, pernah aku bermimpi untuk membingkai. Agar tak lapuk. Agar tak termakan usia. Batinmu membuncah, menginginkan sesiapa singgah.

Saat itu...
Aku mengguratmu dalam piksel. Di atas cetak biru, yang hingga kini menjadi kenangan. Kau tahu, dengan modal potretmu, aku menggores rautmu utuh. Inilah hasilnya, semoga kau suka, Tya!


Read More

Dunia Tukang Cerita

February 05, 2014



Tukang Cerita tidak sedang berkuliah di jurusan sastra. Dia lebih cocok disebut sebagai seseorang yang kaku. Tidak luwes, atau fleksibel, seperti anak-anak sosial. Istilah-istilah seperti: kalibrasi, ekstraksi, titrasi, elektrometri, sintesis, serta analisis kualitatif lebih lazim dia gunakan sehari-hari, ketimbang kata: rindu, cemburu, ironi, elegi, atau pula ragu.

Namun, hidup itu tentang banyak pilihan, bukan? Tidak bisa hanya memilih satu jalan. Apabila kau hanya mampu pada satu sisi, itu tak masalah. Akan tetapi, jikalau bisa lebih, lantas, mengapa tak dijalani?

Tukang Cerita pernah berpikir untuk melenggang penuh menuju dunia kepenulisan. Masa bodoh dengan angka, dengan persamaan, dengan diagram. Itu sama sekali tidak cocok menurut sikap pribadinya. Orang tua, tentu tak pernah mempermasalahkan mau jadi apa dia di kemudian hari. Itu hidupmu, maka pilihlah sesukamu...

Read More

Mencarimu Hingga Jauh

February 03, 2014



I won’t live to see another day, I swear it’s true.
Because a girl like you is imposible to find.

Seperti lirik itu, seperti bait itu. Tepat layaknya makna yang berada sepanjang frasa itu. Ya, saat ini, aku sebegitu takut kehilanganmu.

Tentang kamu, aku sudah lelah mengguratnya. Terlampau banyak lembar yang kuhabiskan guna menoreh ronamu. Dari ujung jemari, lengan berbulu coklat jarang, bahu bengkok yang gemulai untuk bersandar manja, hingga kelopak mata, tempat bibirku mendarat kala membangunkanmu ketika pagi menjelang.

Read More

Followers