Pages
Categories
Categories
Antologi Cerpen
Antologi Puisi
Cinta
Hubungan Manusia
Kalimat Bijak
Kalimat Sastra
Kisah Lagu
Manusia
Perempuan
Petikan Buku
Pusparagam Puisi
Realita
SOCIAL MEDIA
sketsastra
Antologi Puisi
Showing posts with label
Antologi Puisi
.
Show all posts
Antologi Puisi
Untukmu Ibu
December 22, 2012
Bu, aku akan pulang.
Tunggulah perlahan.
Sebentar lagi anakmu bersambang.
Sungguh, ibu tak akan mengharap apa barang oleh-olehku.
Tak juga bertanya tentang berapa materi yang kubawa.
Ibu hanya menginginkan satu: melihat wajah anaknya.
Read More
Continue Reading »»
Antologi Puisi
Hambarnya Peluk
December 13, 2012
Katamu, langit sebagaimana bintang tak pernah bercahaya.
Mereka berpendar, bukan atas kehendak diri sendiri.
Ada yang mampu mendongaknya, tak terhenti.
Lelah, letih bercampur asa yang senantiasa mencari-cari lekuknya.
Di mana lekuk terindah itu bersembunyi?
Di saku belakang celananya, di sisi laci-laci almari, atau di bawah tumpukan baju wangi nan rapi?
Read More
Continue Reading »»
Antologi Puisi
Ada Hari di mana Kau Sendirian
Ada hari di mana kau sendirian
Tepat saat itu, aku bergema pelan
Mendekap bayang nun berjalan
Menjauh, melaju bersama riak guraumu
Read More
Continue Reading »»
Antologi Puisi
Tertambat
September 16, 2012
Dalam hangatnya siang, kau memandang.
Pagi yang usang, untuk yang berpulang.
*
Kau hadir memberi sembilu.
Kuharap, kau menusuknya tepat terlagi kilat.
Sembilu yang licin, membirukan hati berpilin.
*
Jalan merah muda berubah hijau.
Kesenjaan mengait warna kemilau.
Kau menikam mata: menghapus silau.
*
Dalam riak ombak, aku bertahan.
Memandang wajah, perlahan tenggelam.
Sebelum habis, dia kukecup. Tertambat.
Ketika mata terbuka, aku seperti dirajang sayat.
#Ilustrasi diunduh dari
sini
Read More
Antologi Puisi
Aku Menatapmu: Berlalu
September 15, 2012
Katamu, langit tak abu.
Kemilau kini nian selaksa biru.
Ketika kau ragu, aku perlahan mengusapmu.
Dalam raga yang lesu, aku menatapmu: berlalu.
#Ilustrasi diunduh dari
sini
Read More
Antologi Puisi
Pada Hari Ulang Tahunmu Aku Menerka-nerka
August 31, 2012
#untuk Nura
Pada hari ulang tahunmu aku menerka-nerka
Mana merah, mana luka
yang kausimpan di balik tawa
Senyum itu, berkata jikalau senja akan seramai pantai,
bercerita andai saja hujan tak senantiasa terjatuh pelan
"Aih, bulan malam itu indah nian", desahmu mengingatkan
Lalu tawa itu cair, tanah-tanah seketika berair
Read More
Continue Reading »»
Older Posts
Home
Subscribe to:
Posts (Atom)
Followers