Tas Persiapan

December 16, 2017




Dua cangkir kaca itu masih terisi barang setengah. Almond milk pesananmu, dari ‘kurir’ yang sama sekali tak kau duga kedatangannya. Dari dia yang spontan, sementara kamu yang segalanya baik terencanakan.

Apa asyiknya menjalani hidup yang serba teratur?

Dan, kamu akan menjawab dengan menjelaskan kepadaku dari A sampai Z, untuk kemudian berulang kembali ke titik awal, lalu berputar. Perempuan, memang sangat pandai bercerita.

Balasku? Hmm, barangkali hanya diam mendengarkan. Berusaha mendebatmu di kala seperti ini adalah satu hal yang salah. Sangat tidak tepat. Maka, alangkah lebih bijak bilaku menahan kata.

Diam itu bukan berarti kalah. Tidak sama sekali. Namun, lebih pada menyimak. Memahami bagaimana alur berpikirnya dalam merespon sesuatu. Serta, setiap orang, tidak terkecuali wanita, sangat menyukai lawan bicara yang ‘pasif’, yang merupa telinga baginya.

Sepertinya, dua atau tiga kali sudah kamu membuka tas selempangmu, yang menurutku ukurannya sangat tanggung. Tidak besar. Tidak pula kecil. Labil, kataku, meski lebih normal bila disebut medium-size.

Satu saat, kamu mulai mengambil alcohol penghilang kuman. Setelahnya, tissue paper, lap kacamata. Lalu, yang lain, dan yang lain. Sangat lengkap. Hampir saja aku mengira bahwasanya di dalam tasmu sedang dibangun sebuah minimarket. Iya, yang menyediakan segalanya. Hmm, garing ya? Itulah sebabnya aku tidak berkomentar.

Sanggup kuterka bila keseharianmu pasti rapi tertata. Seperti barisan tentara yang tengah upacara, nyaris tanpa salah. Pagi senantiasa seperti ini, siang begini, sore begitu dan malam tak lupa harus strictly sesuai rencana. Juga hampir benar, di dalam ponselmu hanya berisi to-do list yang panjang. Tentu, dengan tenggat waktu. Sebab, tanpa itu, semuanya hanya wacana, bukan rencana.

Lagi, aku hanya mengira. Dan… perkiraanku hampir pasti tepat adanya.

Sementara aku, sungguh berkebalikan. Jangan tanya lebih rinci, pasti aku akan menimpali dengan ‘bagaimana nanti’. Hidup itu harus penuh kejutan. Kadang berbelok, kadang tersesat, kadang berbalik, atau kadang malah diam menanti arah.

Bila di tasmu berisi segala macam ‘persiapan’, di folderku, kamu tahu, ada berbagai macam ‘kejutan’. Satu sudah kubagi, selebihnya… nanti lagi.

Hey, bersiaplah!
(IPM)

Anyer, Desember 2017

#Ilustrasi diunduh dari sini

Followers