Tukar Suara

April 21, 2020




Tentu, kamu akan membaca tulisan ini…

Kalau kemarin aku tetiba mengajakmu bicara, tentu saja itu bukan tanpa rencana. Ada kisah di balik semuanya yang sangat rahasia.

Kau tahu, detil sekali aku canangkan aksi itu dari beberapa saat lamanya. Tentang bagaimana kalimat pembuka, nanti berbicara soal apa, lanjut dengan jokes picisan yang mana, serta berakhir dengan salam dan doa. Segalanya telah rapi, dalam inderaku.

Yup, tadinya ingin meruak selaksa itu. Namun, semua lenyap saat sapamu mendekat. Lidahku tercekat. Segalanya buyar. Ambyar. Dan, mulai saja canggung nyata menyambar.

Sayangnya, ini bukan lewat chat, bukan pula via pesan elektronik. Berbicara langsung, meski hanya bertukar suara, rasanya tidak semudah itu mengalir begitu saja.

Kalau boleh jujur, aku tidak ingin tahu tentang bagaimana situasi PSBB di sana. Buat apa, televisi jauh lebih lihai mengarahkan sumber. Juga, tak seberapa menarik bagiku tentang urusan pindah ibukota ke Borneo sana. Berita daring telah banyak membeberkan hal ini.

Yang kucari, hanya kabarmu.

Baik. Atau bahkan terlalu baik, hingga ceritamu sanggup menyulap dua-jam-enam-belas-menit menjadi barang sebentar, oh, kekuatan magis macam apa itu?

Tengah malam, suaramu menjauh, memoria itu malah mendekat, sepasang mata tak bisa lamat tertutup rapat.

Tentu, kamu akan membaca tulisan ini, entah kapan…
(IPM)

Idham PM | Sketsastra 2020
#Ilustrasi diunduh dari sini.

Followers