Enggak Kangen, Enggak Cinta

January 15, 2015




Postingan kali ini tidak akan sepanjang biasanya, sebab topiknya singkat dan sederhana. Ya, tentang hubungan antara kangen dengan cinta. Uhh, meleleh!

Menurutmu gimana, ada enggak benang merah di antara keduanya? Kalau jawabmu bilang, “Enggak ada,” berarti kamu wajib baca keseluruhan tulisan berikut. Mangga atuh euy!

Sekian hari lampau, lupa tepatnya kapan, ada salah seorang yang bertanya ke penulis, “Dham, kalau dia enggak kangen ke aku, apa dia tidak cinta?”

Hayo, jika kamu ditanyain seperti ini, pasti bingung kan? Sama, saat itu aku juga pusing harus ngejawab apa. Biar cepet, yaudah, aku jawab aja ‘iya’. Singkat. Padat. Tapi enggak jelas. Okay, buat kamu yang dulu nanya dan jawabanku spontan bin ambigu, ini ya penjelasannya. Maaf, lama.

Ini contoh yang bener-bener cinta...
.


Hmm, ada beberapa aturan dalam cinta dan hubungan. Teoritis nih ceritanya. Salah satunya, yakni: 
tidak kangen = tidak cinta.

“Wah, enggak setuju aku, Dham!!!”

Tenang-tenang, sabar dulu. Dijelaskan pelan-pelan ya. Kalau kurang setuju, dipersilakan saja membuat posting tandingan. Kabinet aja kan ada kabinet tandingan. Jadi ya boleh-boleh saja. Hehe, bercanda.

Well, hukumnya kan sudah jelas, kalau tidak kangen = tidak cinta. Tapi, dari kamu pasti ada yang bertanya-tanya, “Gimana aku tahu kalau dia enggak kangen?”

Sederhana. Karena manusia adalah makhluk yang kasat, maka kamu bisa melihat apapun tentang manusia dari perilakunya.

Maksudnya?

Gini-gini, kamu bisa tahu dia kangen atau enggak ke kamu dari gelagat dan perilakunya setiap hari. Setelah itu, baru deh kamu boleh simpulin, dia itu kangen, atau enggak. Sebegitu simple-nya.

Biar lebih greget, aku kasih contoh deh. Bentar-bentar, mikir.

Okay, misal nih ya, kamu punya kekasih yang sekampus tapi beda jurusan. Dia di jurusan Timur, sementara kamu ada di jurusan Barat Laut. Meskipun satu kawasan, tapi kalian jarang bertemu langsung. Maka, di era yang super canggih ini, aplikasi sosmed digunakan: LINE, WA, Twitter, FB, Kakao, Google+, sampai yang jadul macem Friendster, Mxit, dan MIRC, enggak ketinggalan.

Tapi, zaman yang bagaikan tak berjarak ini, belum bisa tuh melanggengkan hubungan kalian. Kenyataannya, dia jarang memberi kabar kepadamu. Apalagi kangen-kangenan.

Suatu saat, kamu nanya dong karena sebel, “Kamu kok enggak pernah kasih kabar sih? Enggak kangen? Apa udah enggak cinta lagi ya sama aku?”

Dia, si lelakimu itu, ngejawab dengan santainya, “Aku kangen kok, aku cinta. Tapi aku enggak ada pulsa.”

Yak mirip adegan iklan kartu selular di TV.

Kamu pun yang semakin sebel atas jawabannya, nyerocos lagi, “Lho, kalau kamu betul-betul cinta ya kan pasti mengupayakan pulsa? Bisa kan beli ke ATM? Ke counter? Ke FJB?”

“Maaf, Sayang, tapi aku sibuk,” pungkas dia.


Eng-ing-eng, kalau kamu nemu lelaki bertipe seperti ini, balikin ke dealer terdekat lagi deh. Kalau masih ada garansi, ya diservis dulu deh. Atau, lebih tegasnya, jangan buang-buang waktumu untuk meminta dia ngangenin kamu, udah lah, putusin aja.

Sadis, ya? Hmm, ini mah logis.

Seperti kata orang bijak, “Kalau dia memang cinta sama kamu, sesibuk apapun, pasti dia akan mengupayakan, bahkan untuk hal simple seperti memberi kabar.”

Nah, kalau hal sederhana macem itu saja enggak dilakuin, ya apa boleh buat. Kamu sudah memilih orang yang salah untuk dijatuhcintai.

Jadi, kesimpulannya, untuk kamu yang punya kekasih tapi tidak pernah kangen, atau jarang kasih kabar, ada beberapa cara untuk mengatasinya, yakni:

1. Ingatkan dia

Beritahu dia bahwa tanda seseorang mencintai itu ya nyaman untuk selalu berdekatan, terlebih saling merindukan.

2. Akhiri saja

Ya, kalau setelah diberitahu dan diingatkan dia keukeuh tetap saja tidak berubah. Lebih-lebih, dia malah banyak alasan untuk membela diri. Tameng ‘kesibukan’-lah, enggak punya pulsa lah, lupa lah, dan alasan lainnya yang selalu muncul dari mulutnya. Maka, anjuranku, akhiri saja. Titik.

Cinta itu sederhana. Kalau banyak penjelasan, itu mah kuliah.

Katakan ini pada dia yang tidak pernah merindukanmu, “Izinkan aku lepas darimu. Izinkan aku bebas dari kamu, supaya aku bisa dikangenin oleh dia yang lebih baik.”

Finally, itu tadi akhir dari postingan kali ini. Seperti biasa, tulisan barusan bukan semata pemikiran pribadi penulis, banyak hal lain yang dimasukkan. Kata-kata MTGW, cuap-cuap penyiar radio, frasa-frasa penulis cerpen, serta pengalaman sendiri.

Terima kasih sudah berkenan membaca. Tunggu postingan selanjutnya!
(IPM)

*) Tulisan ini terinspirasi dari salah satu komentar rekan di FB, “Kalau cinta ya diupayakan.”

Bandung, Januari 2015

#Ilustrasi diunduh dari satu, dua, tiga, empat, dan lima    

Followers