Yang Dekat itu Tanda

January 12, 2019




Kamu kukenal sebagai pembangkang. Tak taat aturan. Kamu sering sekali memaksa keadaan untuk selalu berpihak padamu. Awalnya, aku mengira kamu adalah sosok kepala batu, yang tak mengerti makna perkataan ‘jangan’.

Segala urusan selalu kamu lawan arusnya. Dari mulai akademik, keorganisasian, hingga kehidupan cintamu senantiasa kamu tantang takdirnya. Kamu dengan mudah, atau juga setengah tak peduli, gemar mencoba ‘cara baru’, meskipun beberapa di antaranya gagal total.

“Ya, seenggaknya aku sudah coba. Jadi enggak penasaran lagi,” katamu saat kejatuhan bersambang.

Temanmu bercerita ialah aku. Yang merupa sahabat, yang mewujud orang terdekat. Sering kamu berkisah tentang bagaimana dunia menelanmu bulat-bulat, dimuntahkan, serta dicecar kembali. Namun, kamu ya kamu, tetaplah pembangkang.

Satu hal yang paling berkesan darimu ialah perihal asmara. Kamu itu berbeda. Kamu selalu tidak percaya bahwa cinta itu tak harus memiliki. Kamu yakin, ketika seseorang tengah jatuh hati, berarti ia harus memilikinya.

“Tapi kan ada tuh yang pada akhirnya tak juga bersama?” aku menyanggah.

“Pasti ada. Tapi itu bersebab mereka tak memperjuangkan cintanya lebih keras, lebih giat, lebih gila lagi,” jawabmu sekenanya.

Perjuanganmu ini bukan main-main atau tidak serius. Ketika dia yang kamu suka tidak menunjukkan hal yang sama, kamu berusaha mendapatkannya. Banyak sekali cara kamu jalankan. Dari yang biasa saja, sampai yang membuatku geleng-geleng tak percaya.

“Apa kau gila? Kan banyak perempuan lain di luar sana!”

“Dia beda. Dan, sesuatu yang dapatnya susah, biasanya juga hilangnya susah,” peribahasa macam apa itu, kukira kamu mengarangnya sendiri. Seorang yang kasmaran selalu punya bahan pembenaran.

Sampai detik ini, sampai hari ini, kamu masih di sana. Memperjuangkan dan tetap menjadi pembangkang untuk menaklukkan perempuan idamanmu.

“Aku akan coba lagi, sampai lelah,” pungkasmu tipis.

Kamu pasti tak tahu, bilamana doaku dalam diam untukmu ialah satu: semoga kamu cepat lelah… dan berpaling. Coba lihatlah sekelilingmu, orang terdekatmu. Terkadang, yang jauh adalah tanda bahwa ia bukan milikmu. Serta, yang dekat merupa sebaliknya, sengaja diciptakan teruntukmu, hanya saja kau belum juga menyadarinya.

Kamu, bila ternyata akulah tulang rusukmu itu, lantas bagaimana?
(IPM)

Anyer, 2019
#Ilustrasi diunduh dari sini

Followers